Namanya juga berkumpul dengan banyak karakter dalam suatu
ruangan, sudah barang tentu tidak akan terhindarkan dari masalah.
Permasalahan-permasalahan tersebut kalau para guru benar-benar menikmati proses
mengajar, pasti akan jadi hal yang menyenangkan. Hal itu karena setiap generasi
ke genarasi, setiap kelas, setiap zaman mempunyai warna dan corak yang berbeda.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian guru bersikap monoton dengan
menggunakan soalusi dari suatu masalah dengan begitu-begitu saja.
Permasalah bukan untuk dihindari tapi untuk dihadapi begitu
kiranya orang bijak mengatakan. Memang benar adanya di suatu kelas misalnya ada
masalah dengan suasana yang cenderung gaduh, bila hal itu tidak segera diselesaikan
maka akan menjadi karakter kelas. Masih baik misal masalah kelas gaduh dialami
oleh satu mata pelajaran saja, bila masalah kegaduhan dalam kelas terjadi pada
setiap mata pelajaran tentu bukankah berbahaya bukan. Maka dari itu para calon
guru dan para guru harus menegerti masalah apa saja yang terjadi dikelas. Bagi
para calon guru tentu sangat penting untuk mempersiapkan diri bila suatu saat nanti
menjadi guru sungguhan, sehingga solusi yang tepat segera terlaksana. Sedangkan
Bagi para guru mengetahui solusit dari permasalahan juga penting karena
keunikan setiap masalah menuntut guru juga harus jeli untuk memilah
permasalahan dan kemudian menyelesaikan masalah tersebut. Ingat!!! permasalahan terjadi bukan ada karena niat yang membuat
masalah namun karena ada kesempatan, waspadalah para guru.
Adapun saya merumuskan berbagai masalah dalam kelas
sebagaimana keterangan berikut ini:
Pertama masalah teradi karena faktor guru. Guru juga manusia
biasa, yang punya emosi dan punya sesuatu untuk dijadikan emosi. Guru dimasa
yang lalu kebannyakan adalah guru sejati, maksudnya guru yang memang
dedikasinya adalah untuk mengajar, All
Out!!! kalau bahasa saya, sehingga hasilnya mencetak siswa-siswa yang taat juga kepada para guru, guru sekarang
adalah guru yang sebagaian besar berprofesi sebagi guru lantaran pekerjaan,
maksudnya karena beralaskan keuangan, akhirnya mengajarpun setengah-setegah,
kalau gurunya mengajarnya setengah-setengah gitu bagaimana muridnya, ingat
pepatah guru kencing berdiri murit kencing berlari.
Masalah klasik yang disebabkan oleh faktor guru diantaranya
karena kemampuan guru sendiri. Banyak guru yang menjadi guru karena beruntung,
bukan karena potensi, sementara dunia pendidikan terus berkembang mau tidak mau
guru juga harus berkembang pula. Bila guru tidak bisa mengimbangi perkembangan
pendidikan baik kurikulumnya, sarana prasaranya, juga perkembangan psikologi
siswanya sudah barang tentu masalah akan terjadi. Biasanya masalah yang terjadi
adalah guru mengajar kurang menguasi materi, atau guru mengajar dengan suasana
kelas yang tidak kondusif (gaduh) atau juga malah pembelajaran tidak pernah
terjadi karena guru benar-benar tidak
bisa mengkondisikan kelas.
Masalah lainya yang muncul dari diri guru adalah emosi guru
yang labil. biasaya guru yang mempunyai maslah pribadi secara tidak sadar
membawanya ke kelas, siswa yang tidak tau tentang masalah pribadi gurunya terkena
imbasnya. Guru hanya uring-uringan saja, guru marah tanpa sebab yang jelas,
atau guru nglamun saja saat mengajar. Semua status guru pun berpotensi untuk
itu. Bagi yang sudah berkeluarga, masalah keluarga bisa jadi masalah di kelas
juga. Bagi guru yang belum menikah yang masih berhubungan saja (pacaran) juga
bisa berptensi, apalagi guru yang masih singgel belum punya pendamping sangat
mungkin. Solusinya ya tentu kembali ke guru masing-masing, bagaimana menanamkan
sikap profesional dalam dirinya. Masalah pribadi jangan sampai mepengaruhi
pembelajaran.
Ketidak sukaan guru terhadap siswa tertentu juga kadang
menimbulkan masalah.ketidak sukaan biasanya diimbangi dengan kesukaan pada
siswa tertentu, kalau hal ini terjadi bukankah pembelajaran tidak akan berjalan
efektif. Pembelajaran itu menyeluruh dari guru dan untuk seluruh siswa dan
bukan sebagian siswa. Solusianya ya dengan bersikap profesinal itu saja sepertinya.
Selain itu bersikap objektif dalam segala hal juga sangat penting. Dewasa ini
sudah sering diseminarkan tentang kecerdasan siswa. Yang intinya setiap siswa
punya keunikan sendiri-sendiri punya kecerdasan sendiri-sendiri, jadi
sebenarnya tidak ada guru yang boleh mewajibkan seluruh anak dalam satu kelas
harus bernilai bagus semua bisanya ya hanya berusaha.
Maslah kedua adalah masalah yang terjadi lantaran siswa.
Yang namanya gaduh itu pasti dilakukan oleh lebih dari satu orang. Bila ada
yang membuat keributan misalkan satu anak saja maka yang lain juga terlibat
dalam kegaduhan. Faktanya bila ada disuatu kelas mulai berisik disebagian saja,
maka sebaagian lain akan merespon dengan ikut berisik atau malah melarang untuk
berisik, yang akhirnya semua jadi berisik. Kegaduhan siswa pun terjad karena
banyak hal, bisa karena memang ada anak yang suka buat keributan,mungkin karena
pembelajaran yang kurang kondusif sehinga potensi untuk gaduh berganti menjadi
kegaduhan yang sebenarnya, bisa juga karena kegaduhan yang dibuat karena kesepakatan
bersama antara guru dan siswa. Setiap orang tentu akan berbeda memberikan
solusi namun secara umum bila kegaduhan yang terjadi lantaran siswa solusinya
hanya dengan mengaktifkan siswa pada kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.
Kegaduhan siswa pasti terjadi pada setiap kelas namun kegaduhan itu harus
dirubah setatusnya menjadi kegaduhan yang positif.
No comments:
Post a Comment