Temanku yang ngantar surat ini dulunya adalah orang yang tak
terlalu dekat denganku. Cuman karena di kampus dulu kita sama-sama mempunyai
kedudukan penting di jajaran organisasi mahasiswa, makanya kita ada semacam
hubngan tak terdefinisi seperti itu. Antara teman dalam artian teman baik atau
teman sok baik.
Percakapan awal sih percakapan setandar. Tanya kabar, trus
beralih ke topik kabar dari temen-temen
yang dulu pernah berjuang di kampus. Semua mengalir lacar. Seperti biasanya aq
tipe pendengar yang baik. Jadi aku lebih banyak bertana dan mendengarkan dia
bercerita.
Sampai pembahasan mengenai pekerjaan. Aku sih cerita apa
adanya tentang aktifitas pekerjaanku saat dia bertanya. Adapun temanku
mengatakan dia bekerja sebagai sopir. Aku sih manggut-manggut saja. Omonganpun
berlangsung seputar sopir. Lebih kedalam lagi pembahasan seputar pekerjaan
hingga dia mengatakan bahwa kerja sopir hanyalah sampingan. Kerja utamanya ikut
di dinas pendidikan di kota tempat kami tinggal.
Temanku ini memeng dulu ambil jurusan pendidkan kewarganegaraan.
Omonganya memnag penuh trik dan intrik. Sementara aku ya bergaya lugu-lugu aja.
Bergaya sok manggut-manggut. Dia mulai bercerita panjang sekali tentang
prosesnya bisa bekerja sampai sekarang. Semua pekerjaan ada resikonya. Semua
ada dibalik layarnya.
Saat ditanya kenapa aku tidak pindah dari tempatku yang
sekarang aku jawab saja. Aku terlanjur masuk dalm zona nyaman. Jadi ogah mau
pindah kemana hehe. karena kalau sudah di zona nyaman akan terasa tidak perlu untuk berbuat apa-apa. apakah zona nyaman itu berbahaya?
Tunggu pembahasan berikutnya ya!
No comments:
Post a Comment